Selasa, 17 Agustus 2010

Lengkapi Harimu dengan Madu

Berikut adalah pengetahuan awal mengenai madu: digunakan pada masa mesir kuno untuk pembalseman dan membalut luka iris dan luka bakar; Hippocrates menggunakannya untuk merawat kelainan kulit; tentara Romawi membersihkan luka perang dengan ini - para dokter juga melakukan hal yang sama selama perang dunia 1.

Madu – substansi kental yang dibuat oleh lebah dari nectar bunga-bunga – tidak hanya memaniskan teh anda di pagi hari. Tidak, madu telah sejak lama dikenal sebagai kekuatan pengobatan tradisional yang telah diperkuat oleh penelitian modern.

Penyembuh Alami

  • Penggunaan madu untuk merawat luka merupakan praktek yang sudah sangat kuno. Saat ilmuwan melakukan 22 percobaan terhadap 2.062 pasien dengan madu sebagai pembalut luka, didapatkan manfaat sebagai berikut:
  • Sifat anti bakteri dari madu membersihkan infeksi dan melindungi luka dari infeksi lanjut
  • Luka terdebridemen dan tidak berbau busuk
  • Efek anti radang yang dimiliki madu mereduksi pembengkakan dan bekas parut
  • Madu menstimulasi pertumbuhan sel-sel jaringan epitel dan granulasi menjadi lebih cepat

Madu berfungsi sebagai anti mikroba alami dengan cara melapisi luka dan memotong suplai air dan nitrogen. Ini efektif membatasi pertumbuhan bakteri dan pembentukan hydrogen peroxide alami – yang memajukan penyembuhan dan mengurangi bekas parut.

Keadaan Ilmu Kedokteran

Banyak penelitian menegaskan keefektifan madu sebagai bahan pengobatan. Para peneliti di New Zealand menemukan bahwa “madu membunuh 100 strain berbeda dari virus-virus tahan antibiotic”. Dalam sebuah studi kasus mengenai luka bakar di India, 52 pasien dirawat dengan madu sementara 52 pasien lainnya dirawat dengan silver sulfadiazine, yaitu obat standar pada perawatan luka bakar. 87% dari pasien yang dirawat dengan madu mencapai kesembuhan dalam 15 hari, berbanding dengan tingkat kesembuhan yang dicapai dalam waktu yang sama dengan silver sulfadiazine yang Cuma 10%.

Tercatat bahwa madu telah digunakan sebagai obat oleh rakyat dan merupakan budaya di seluruh dunia, Ian Paul, seorang dokter anak di Universitas Rumah Sakit Anak Negeri Pennsylvania, berpikiran ini adalah percobaan berharga. Paul dan mahasiswanya mendisain sebuah studi pada 105 anak-aak yang sakit batuk dan pilek. Anak-anak tersebut dikelompokkan menjadi tiga grup. Saat menjelang waktu tidur, satu grup diberikan obat batuk dextromethorphan dengan rasa madu. Grup kedua diberikan sirup madu. Grup ketiga tidak diberikan perawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang meminum dua sendok teh sirup madu batuknya lebih jarang dan tidur lebih nyenyak dari yang lainnya. (Orang tua mereka tidur lebih nyenyak juga)

Balutan Terbuat dari Madu

Giliran teknologi modern yang datang dengan perban yang dipenuhi dengan - anda sudah bisa mengira - madu. Comvita, sebuah perusahaan produk kesehatan alami di New Zealand, memproduksi pembalut luka berteknologi tinggi yang dikembangkan oleh seorang ahli biokimia Peter Molan untuk kegunaan komersial. Mereka mendisain, mengupayakan dapat memisahkan sifat lengket dari madu. "Ini seperti sebuah lembaran karet", kata Molan, "Anda bisa menyentuhnya tanpa merasakan lengket sama sekali".

Perban-perban digunakan untuk semua jenis luka dari luka bakar sampai staph-infection hingga lesi pada kanker. Kebanyakan pasien merasa senang dengan pembalut madu seperti yang mereka temukan tak hanya sangat menyenangkan, tapi juga merupakan perawatan yang paling efektif.

Lalu kenapa tidak belajar dari sejarah yang ada dan ambil madu bila lain kali Anda memerlukan untuk meringankan radang tenggorokan atau iritasi kulit ringan. *Tapi tolong diwaspadai bahwa madu jangan pernah diberikan kepada anak berusia satu tahun atau lebih muda. Bayi baru lahir belum memiliki saluran pencernaan yang matang untuk spora baktri botulinum yang bisa saja ada di dalam madu. Setelah satu tahun, imunitas anak telah terbangun untuk menangani racun-racun yang ada pada madu.

Untuk kebiasaan kesehatan Anda sendiri, selalu berkonsultasi kepada petugas kesehatan pribadi Anda sebelum memutuskan untuk merubah pola makan, latihan fisik atau supplement makanan.

Sampai nanti.

Sumber:

1. "Healing With Honey", riverdeep.net, 5/13/02
2. "Healing Honey: The Sweet Evidence Revealed", ScienceDaily, April 7, 2006
3. "Healing With Honey", riverdeep.net, 5/13/02
4. "Healing With Honey", riverdeep.net, 5/13/02
5. "Healing With Honey", riverdeep.net, 5/13/02
6. Sohn, Emily, "Healing Honey", Science News For Kids, Feb 6, 2008
7. Knox, Angie, "Harnessing Honey's Healing Power", BBC News, June 8, 2004
8. Knox, Angie, "Harnessing Honey's Healing Power", BBC News, June 8, 2004

Sebenarnya ada beberapa paragraf yang hilang karena tidak sengaja terhapus oleh anak saya yang sedang belajar mengenal huruf dan angka. Namun saya sangat menyarankan kepada Anda untuk bisa membaca artikel asli dan ribuan artikel menarik lainnya dari:
readbud - get paid to read and rate articles
Untuk mendapatkan artikelnya Anda harus mendaftar terlebih dahulu. GRATIS!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Saya yakin komentar anda akan lebih memperkaya warna di blog ini