Kamis, 12 Februari 2009

Oxygen

Bukan masalah oksigennya tapi masalah peralatannya.
Gelas pelembab udara yang terpasang harus diperhatikan level airnya jangan sampai kebanyakan atau kurang. "Jangan sampai saya melihat pasien terpasang oksigen dengan level air di bawah level minimal, ya." Itu tuh kata direktur rumah sakit di tempat saya bertugas. Cape deh. Lah habisnya itukan sebenarnya ndak perlu terjadi teguran seperti itu. Kan semuanya udah tau. Artinya kembali lagi ke tenaga yang ada, ikhlas ndak tuh kerjanya.
Balik ke oksigen. Saya masih ndak jelas masalah kanul oksigen. Kan benda itu nyaris ndak terjangkau alat pembersih, dipakai dari satu pasien ke pasien lain. Apa ndak bakal terjadi cross infection tuh? Sharing dong tuh kanul bagusnya dirawat kayak apa.
Pemberian oksigennya efektif ndak? Lah orang nafas lewat mulut kanul dipasang di hidung, masuk dari mana oksigennya? Kalo yang kayak gini nih bagusnya dipakekan masker oksigen. Pasti tau lah. Tapi kalo ndak punya? Improvisasi tuh perlu, lihat pasien tuh lebih narik nafas dari mana, hidung atau mulut? Kalo udah tau dari mana, pasti tau lah masang oksigennya ke mana.

Kamis, 05 Februari 2009

Pasang Infus

Persiapan:
1. Siapkan kom steril berisi kapas alkohol dan kasa betadin seukuran untuk menutup luka bekas infus. Kasa boleh polos atau digunting hingga ke tengah untuk ruang abocath.
2. Siapkan plester yang telah dipotong 5 - 10 cm 4 potong, dan sepotong plester ukuran 10 - 15 cm, ini untuk fiksasi kupu-kupu.
3. Vena kateter atau biasa kita sebut abocath. Pilih sesuai ukuran vena pasien.
4. Set infus. Sesuaikan kebutuhan. Kalau anak-anak pakai set micro, biasanya dengan tulisan warna merah atau garis merah di label infus set. Jika dewasa gunakan set standard, biasanya dengan tulisan warna biru atau tanpa garis pada label. Jika pasien kemungkinan akan ditransfusi atau dilakukan tindakan pembedahan besar, anak-anak maupun dewasa gunakan transfusi set.
5. Siapkan cairan infus sesuai kebutuhan, apakah pasien menderita diabetes, atau lainnya. Biasanya kebutuhan jenis cairan ditentukan oleh dokter yang bertanggungjawab.
6. Siapkan tabung reaksi berisi setetes EDTA untuk pengambilan sampel darah.
7. Sarung tangan 2 pasang. Sepasang untuk pemasang infus, sepasang untuk asisten pemasang infus.

Sebelum berlanjut ke pemasangan infus, persiapkan pasien terlebih dahulu. Minta kepada pasien untuk melepas aksesoris tangan seperti gelang dan bila ada, sarankan pasien mengganti pakaian dengan yang longgar. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan kepadanya.

Persiapkan cairan infus. Buka set infus, tutup klem infus. Posisikan botol infus keatas, tutup menghadap atas. Buka tutup botol infus, tusukkan set infus ke mulut botol hingga mentok. Gantung botol pada gantungan infus. Tekan tabung kontrol pada set infus hingga setengah tabung terisi cairan infus. Rentangkan vertikal selang set infus hingga terbentuk garis lurus. Buka klem set infus perlahan agar cairan mengalir tidak terlalu cepat hingga sampai ke atas klem set infus, tutup. Lipat selang yang berada di bawah klem set infus, buka penuh klem dan geser ke atas hingga melewati batas cairan yang berada di selang, tutup klem. Lepaskan lipatan selang, buka klem secara perlahan, biarkan cairan mengalir keluar melalui selang set infus, tutup klem. Sekarang cairan infus sudah siap.

Pasang sarung tangan, tentukan kepada pasien tangan sebelah mana yang akan dipasang infus. Blok vena pada tangan pasien yang akan dipasang infus dengan cara menggenggam tangan pasien atau dengan bantuan tourniquet hingga vena tampak jelas. Regangkan kulit yang akan ditusuk, desinfeksi dengan kapas alkohol, tusukkan jarum infus ke vena, kearah atas tubuh dengan sudut 15 - 20' hingga terlihat darah mengalir ke tabung penampung pada jarum infus, masukkan lagi sedikit jarum hingga yakin ujung vena kateter telah berada di dalam vena. Lepaskan genggaman/tourniquet. Tahan vena kateter agar tidak terlepas, tarik jarum infus 1/3 bagian, dorong vena kateter hingga mentok ke kulit. Sambil memegang kepala jarum infus tekan vena pada daerah ujung vena kateter berada agar darah tidak ikut keluar saat jarum infus ditarik keluar. Tarik jarum infus keluar, ambil tabung reaksi letakkan mulut tabung dibawah mulut vena kateter, lepaskan tekanan pada ujung vena kateter sampai darah mengalir ke tabung sebanyak 3cc. Tekan kembali ujung vena kateter, pasangkan set infus ke vena kateter, buka klem asal cairan mengalir saja. Letakkan kasa betadin diatas luka pemasangan infus. Jika anda menggunakan kasa yang digunting ke tengah, sebaiknya tidak meletakkan kasa dibawah vena kateter, karena daerah luka akan terungkit oleh vena kateter dan menyebabkan reaksi pada kulit. Pasang plester 5 - 10cm pada kasa. Pasang plester 10 - 15cm dari bawah vena kateter dengan perekat menghadap atas, hingga plester berada antara tongolan dan mulut vena kateter. Perhatian, tengolan pada vena kateter yang biasa ada pada merk abocath harus berada diatas. Letakkan vena kateter ke plester, rekatkan plester ke kulit ke arah atas badan pasien, menyilang membentuk pita kupu-kupu. Gunakan plester yang lain untuk menyelesaikan pemasangan infus. Pemasangan infus selesai, anda boleh melepas sarung tangan dan berkemas.