Selasa, 22 Juni 2010

Ucapan dalam Bahasa Jepang

Yang Umum diucapkan di Awal Pembicaraan



[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”


[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang”


[JAP] Konbanwa
[INA] “selamat malam”


[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] “mohon bimbingannya” / “mohon bantuannya”

–> (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)


[JAP] O genki desu ka?
[INA] “Apakah Anda sehat?”


[JAP] O kage desu
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki desu ka?”)


[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] “Cuaca hari ini bagus, bukan?”


[JAP] Youkoso!
[INA] “Selamat datang!”


[JAP] Moshi-moshi…
[INA] “Halo…” (berbicara lewat telepon)







Yang Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung



[JAP] Hai
[INA] “Ya”

–> (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)


[JAP] Iie
[INA] “Tidak”

–> (kebalikannya “hai”)


[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] “Terima kasih”

–> (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”)


[JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”


[JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”

–> (bisa juga diterapkan untuk minta maaf, tapi (umumnya) dalam kadar yang lebih ringan daripada “gomen na sai”)


[JAP] Zannen desu
[INA] “sayang sekali” / “amat disayangkan”


[JAP] Omedetou, ne
[INA] “Selamat ya”

–> (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)


[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] “jangan” / “sebaiknya jangan”


[JAP] Suteki desu ne
[INA] “Bagus ya…” / “indah ya…”

–> (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)


[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] “Hebat!”


[JAP] Sou desu ka
[INA] “Jadi begitu…”

–> (menyatakan pengertian atas suatu masalah)



[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] “(saya) tidak apa-apa” / “(saya) baik-baik saja”







Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda



[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat.”


[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali lagi.”


[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan dengan lebih jelas.”







Untuk Mengakhiri Pembicaraan



[JAP] Sayonara
[INA] “Selamat tinggal”


[JAP] Mata aimashou
[INA] “Ayo bertemu lagi kapan-kapan”


[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] “Sampai jumpa”


[JAP] Mata ashita
[INA] “Sampai jumpa besok”







Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang



[JAP] Irasshaimase!
[INA] “Selamat datang!”

–> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)


[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”

–> (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)


[JAP] Itterasshai
[INA] “Hati-hati di jalan”

–> (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)


[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] “Terima kasih atas makanannya”

–> (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)


[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal] “perjamuan/hidangan sudah selesai”

–> (seperti “Itadakimasu”, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)


[JAP] Kimochi…!
[INA] [literal] “perasaan/isi hati”

–> (kata ini umum diucapkan jika Anda merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. Jika Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa udara di sana nyaman, maka kata ini bisa Anda gunakan untuk menjelaskannya. ^^ )


Injected from behind

Sabtu, 12 Juni 2010

KELELAHAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kelelahan merupakan proses alami tubuh makhluk hidup yang mampu bergerak bebas dan merupakan proses yang sedapatnya dihindari oleh para pekerja karena bisa mengurangi kualitas dan konsentrasi dalam bekerja, sehingga pada akhirnya mengurangi produksi serta income perusahaan.
Kelelahan kerja tidak hanya terjadi pada para pekerja yang sebagian besar menggunakan kekuatan fisik seperti buruh bangunan atau kuli angkut, tetapi juga terjadi pada pekerja yang bekerja di belakang meja. Di dalam suatu literatur dikatakan bahwa kelelahan merupakan hal yang belum dapat dijelaskan dengan konkret bagaimana proses terjadinya, karena bahkan kuli pena pun merasakan kelelahan dalam bekerja, termasuk para pelajar juga merasakannya.

1.2. Perumusan Masalah
Dikarenakan kelelahan kerja teradi pada setiap pekerja diberbagai sektor pekerjaan, maka dirumuskan ada beberapa jenis kelelahan. Di dalam makalah yang kami susun akan kami coba membahas:
a. Jenis Kelelahan Kerja
b. Faktor Penyebab Kelelahan Kerja
c. Akibat Dari Kelelahan Kerja
d. Upaya Mengurangi / Membatasi Kejadian Kelelahan Kerja
Empat point tersebut akan kami coba kemukakan dengan sebaik yang kami bisa lakukan di dalam makalah ini, sehingga kami harapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi yang baik sebagai referensi mengenai kelelahan kerja.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan dan Pembatasan
Added letter

1.4. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini pada awalnya ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Namun dalam perjalanan penyusunan makalah terjadi perubahan pada tema pembahasan, sehingga makalah ini akhirnya saya tulis dan saya dedikasikan untuk para pengunjung blog ini dengan harapan dapat menjadi referensi yang bisa menambah informasi bagi pengunjung yang membaca blog ini, terutama mahasiswa FIKES UMP.

1.5. Manfaat Penulisan
Bagi saya sebagai penulis, makalah ini bermanfaat sebagai sarana latihan penyusunan tulisan ilmiah dan tentu saja banyak ilmu yang saya peroleh dalam tahapan pencarian sumber referensi mengenai makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN

Kelelahan merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang mengirimkan pesan bahwa tubuh memerlukan istirahat untuk memulihkan diri sehingga kerusakan jaringan dapat dihindari. Walaupun kelelahan merupakan proses alami mekanisme tubuh, namun kelelahan bisa diupayakan tidak terlalu cepat terjadi sehingga diharapkan proses pekerjaan tidak terbengkalai. Kondisi kelelahan setiap individu berbeda-beda satu dan lainnya bergantung kepada tingkat tolenransi individu tersebut terhadap beban kerja yang diterima olehnya.
Secara teknis terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot lebih mudah dimengerti karena sebab terjadinya kelelahan dan bentuk kelelahannya dapat terlihat. Namun kelelahan umum agak sulit dijelaskan dikarenakan pekerja yang mengalami ini biasanya pekerja di belakang meja, rasa lelah yang timbul biasanya berupa rasa enggan bekerja.
Kelelahan kerja oleh Grandjean (1988) diklasifikasikan menjadi 7 bagian, yaitu:
1.Kelelahan visual
2.Kelelahan tubuh secara umum
3.Kelelahan mental
4.kelelahan syaraf
5.Kelelahan akibat kerja monoton
6.Kelelahan kronis
7.Kelelahan sirkadian
Hingga saat ini terdapat 2 teori mengenai terjadinya kelelahan. Teori pertama adalah teori kimia, dimana tubuh menjadi merasa pegal, nyeri dikarenakan berkurangnya cadangan energi di dalam tubuh dan meningkatnya sisa hasil metabolisme berupa asam yang mengakibatkan otot kurang dapat difungsikan.
Teori kedua yaitu teori syaraf pusat. Teori ini menyatakan bahwa perubahan kimiawi di dalam tubuh hanyalah penunjang proses terjadinya kelelahan. Perubahan kimiawi di dalam tubuh akan dihantarkan kepada sistem syaraf pusat dan dipersepsikan oleh otak bahwa tubuh sedang mengalami kelelahan. Persepsi yang ditimbulkan otak kemudian membuat penghalang terhadap pusat motorik dan pusat sensoris sehingga mengakibatkan pergerakan menjadi lambat, lemah dan keakuratan berkurang.
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suma'mur, diperoleh data bahwa produktifitas pekerja, apapun pekerjaannya, menurun setelah bekerja terus menerus selama 4 jam dan didapati pada pekerja terjadinya penurunan kadar gula darah. Dengan demikian maka diperlukan istirahat selama setengah jam bagi pekerja setiap 4 jam untuk memberikan waktu bagi tubuh kembali pulih, dan makanan bergizi seimbang untuk mengisi kembali energi yang telah terpakai.
Kelelahan menurut Gilmer (1966) dan Cameron (1973) dapat ditandai dengan timbulnya gejala-gejala berupa:
1.Penurunan kesiagaan dan perhatian
2.Penurunan dan hambatan persepsi
3.Cara berpikir atau perbuatan anti sosial
4.Tidak cocok dengan lingkungan
5.Depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif
6.Gejala umum (sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi organ pernafasan dan kardiovaskuler, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kecemasan, perubahan tingkah laku, kegelisahan, dan kesukaran tidur.
Jika kelelahan berlanjut dan tidak segera diatasi akan mengakibatkan kelelahan kronis, dimana pusat kesehatan AS memaparkan gejala-gejalanya sebagai berikut:
1.Tubuh merasakan kelelahan lebih dari 24 jam, terlebih setelah beraktifitas
2.Menjadi pelupa dan kesulitan menjaga fokus perhatian
3.Kelelahan yang tetap bertahan meski telah cukup tidur
4.Otot-otot tubuh terasa nyeri dan sakit
5.Rasa sakit tidak dibarengi dengan pembengkakan ataupun lebam
6.Mengalami sakit kepala bervariasi dalam pola, tipe dan intensitas
7.Rasa sakit pada kelenjar getah bening bagian bawah lengan atau leher
8.Sakit tenggorokan
Agar kelelahan kronis tidak terjadi maka diperlukan perlakuan pencegahan dengan melakukan pengukuran tingkat kelelahan yang sebaiknya dilakukan sebelum pekerja memulai pekerjaannya, dengan demikian si pekerja bisa diberikan cuti ataupun libur jika tingkat kelelahan pekerja tersebut telah tidak dapat ditolerir lagi. Hal ini perlu dilakukan karena terkadang ada beberapa pekerja yang memaksakan diri untuk bekerja dengan berbagai bentuk alasan. Di dalam jurnal yang ditulis oleh pusat kesehatan AS maupun penulis Stress Management for Busy People menyatakan bahwa salah satu penanganan terhadap kelelahan kronis adalah dengan berlibur, walau bagaimanapun pentingnya moment yang akan terjadi pada hari itu. Untuk pengukuran tingkat kelelahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan instrument berupa quisioner. Beberapa test yang digunakan dalam pengukuran tingkat kelelahan adalah grip strength,

Continued...

REPOSITORY MATERI KULIAH FIKES UMP

SEMESTER I
A. Aqidah Akhlak
1. Pengertian Aqidah
2. Pengertian Akhlak
3. Rukun Iman 1
4. Rukun Iman 2
5. Rukun Iman 3
6. Rukun Iman 4
7. Rukun Iman 5
8. Rukun Iman 6
B. Pendidikan Agama Islam
C. Biologi
D. Fisika
E. Kimia

Rabu, 09 Juni 2010

Ukur Dehidrasi Dengan Warna Urine

Air adalah zat gizi? Pasti ada diantara Anda yang terkejut. Ya, kan?
Tanpa air, makhluk mana di muka bumi ini yang mampu bertahan hidup?
Silahkan anda makan sebanyak yang anda suka. Tanpa air apakah makanan anda bisa bermanfaat sempurna?
Perhatikan grafik berikut:







Sebagian besar tubuh kita adalah air, kita memerlukan sangat banyak air. Terkadang kita melupakan dan tidak menyadari jika tubuh kita sedang mengalami kekurangan cairan karena ambang rasa haus kita mungkin agak tinggi, atau karena udara sejuk yang membuat kita merasa tidak haus. Jika memang rasa haus bukan satu-satunya indikator bahwa tubuh memerlukan asupan cairan, apakah ada indikator lain? Ada. Warna urine anda.
Anda bisa melihat warna urine yang anda keluarkan sebagai indikator dengan membandingkannya dengan palet warna berikut:













Kepekatan warna urine anda tidak boleh lebih dari level 4.

Apa saja peran air di dalam tubuh? Ini ilustrasinya:













Nah, rajin-rajin minum air, ya. Terutama air minum murni, tanpa rasa, tanpa warna, tanpa bau.



Diambil dari materi kuliah Gizi Kesehatan dan Penyakit di Semester IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.


FILE PRESENTASI DAPAT DIUNDUH DI SINI