Senin, 06 September 2010

Gedung Wakil Rakyat Lebih Penting Daripada Rakyat

Hari ini Presiden Indonesia melakukan peninjauan ke lokasi bencana alam meletusnya gunung Sinabung yang mengakibatkan ribuan warga di sekitar gunung mengungsi ke daerah yang lebih aman. Disiarkan juga bahwa presiden telah menganggarkan bantuan sebesar Rp3.000.000.000,- untuk mengatasi bencana alam tersebut. Angka itu jauh lebih kecil dari anggaran pembangunan gedung MPR/DPR RI yang diprediksikan akan menelan biaya Rp1.600.000.000.000,- yang artinya anggaran untuk bantuan bencana alam gunung Sinabung cuma 1/533 saja, kesimpulannya bahwa pembangunan gedung MPR/DPR RI prioritasnya 533 kali lebih tinggi ketimbang nasib rakyat korban bencana alam gunung Sinabung. Jika rakyat yang telah jelas sedang mengalami musibah cuma diprioritaskan 1/533, silahkan pembaca tafsirkan sebenarnya seberapa prioritas kita di hadapan para wakil rakyat. Jika wakil rakyat kita sendiri memandang kita cuma di skala prioritas 1/533, lalu bagaimana negara lain memandang martabat rakyat Indonesia?

Indonesia adalah negeri yang sangat miskin, bukan dari hal sumber daya alamnya, tetapi dari hal sumber daya manusianya. Emas, adalah logam mulia yang berharga. Ditangan perajin profesional, emas tadi bisa menjadi lebih mahal, sedangkan ditangan si pandir emas hanya akan menjadi bongkahan logam saja dengan harga apa adanya. Air adalah pemberi kehidupan, bagi ilmuwan air adalah sumber daya yang harus dijaga kelestariannya agar tetap dapat dinikmati selamanya, bagi si pandir air adalah sumber daya yang tidak terbatas dan akan selalu ada tanpa khawatir sampai kapan dia bisa menikmati air bersih? Di mata pemimpin yang baik, rakyatnya adalah segala-galanya yang wajib dipertahankan dan ditingkatkan kesejahteraannya, sedangkan bagi penguasa rakyat adalah alat untuk bisa mendapatkan akses kekuasaan yang lebih besar lagi.

Sekali lagi, apakah sebegitu rendahnya kita rakyat Indonesia di mata wakil-wakil kita sendiri? Apakah kita masih mampu menahan malu menatap ke wajah negara-negara lainnya?
Terakhir, saya ingin bertanya: "Siapa yang merasa terasing di negeri kelahirannya sendiri selain saya?" Silahkan Anda jawab melalui fasilitas komentar di blog ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Saya yakin komentar anda akan lebih memperkaya warna di blog ini