Kamis, 14 Januari 2010

NSP, I-RING, FLEXTONE =ANTARA BERKAH DAN MUSIBAH

Saat saya menghubungi seorang teman terdengar alunan lagu merdu menggantikan nada sambung standar jadul yang bunyinya tuuut – tuuut….
Asyik memang karena saat ini nada sambung telah dapat kita kuskomisasi sendiri sesuai selera atau sesuai mood kita saat itu, namun pernahkan terpikirkan bahwa yang ikut terayu bukan hanya konsumen yang tahu benar penggunaan nada sambung alternative tetapi juga yang cuma iseng otak-atik, SMS sana sini, eh tanpa sadar dia mengaktifkan nada sambung alternative.
Biasanya si empunya HP baru sadar setelah pulsanya terpotong lumayan besar jika dikonversikan ke talk time atau satuan SMS.
Terkadang saya mendapatkan curhat dari teman-teman yang mengatakan kalau pulsanya sering habis tanpa tahu kemana. Dia merasa heran karena dia tidak tahu bahwa iuran nada sambung akan terus menguras pulsanya secara berkala sampai dia membatalkan layanan tersebut. Ada juga yang mengira nada sambung alternative tersebut akan nongkrong dan berdendang di HP nya, sehingga karena dia suka lagunya maka dia mengaktifkan layanan tersebut dan kemudian dia bengong kok lagunya nggak ada ya? Dan, ujung-ujungnya curhat pulsa yang cepat habis pun kembali menderu telinga.
Ada hal yang membuat saya heran, teman-teman saya itu aneh. Tau cara ngaktifin nada sambung tapi lah kok cara membatalkannya nggak tau. Apa mungkin karena emang iklannya dibuat supaya susah membatalkan layanan tersebut? Kalo kita perhatikan iklannya di TV mungkin saja benar. Coba lihat iklannya, tulisan untuk mengaktifkan nada sambung mengisi 1/5 – 1/4 layar TV, sedangkan tulisan untuk pembatalan dan aturannya nyaris nggak kebaca ditambah latar belakang yang kurang kontras dan font yang rada blur.
Sebagian teman saya ada yang mengambil jalan pintas, mengganti kartu SIM HP mereka. Jika yang mengalami pengalaman seperti teman saya ini ada 1000 pelanggan, artinya pihak provider menderita nomor tidak aktif sebanyak 1000 nomor dan kehilangan quota sebanyak 1000 nomor sebagai akibat aksi ganti kartu SIM HP, yang mana seharusnya 1000 nomor baru tersebut bisa digunakan oleh 1000 pelanggan baru.
O iya, denger-denger provider melakukan recycle pada nomor yang telah mati. Apa benar, ya? Emang sih saya pernah beberapa kali membeli nomor perdana, baru saja kartu dipasang sudah berbagai macam SMS diterima dengan ragam pesan. Bahkan pernah saya ditelepon oleh orang tidak dikenal yang memaksa saya mengakui bahwa saya kenalannya karena nomornya sesuai dengan yang dimilikinya. Ampun, deh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Saya yakin komentar anda akan lebih memperkaya warna di blog ini