Senin, 15 Februari 2010

PEMBOROSAN YANG NYATA

Ingat tulisan saya tentang tabung gas 3 kg?

Setelah sekian lama dan saya pun telah membeli sendiri tabung gas 3 kg beserta kelengkapan lainnya, akhirnya paket konversi minyak tanah ke gas pun datang juga. Tabung gas yang saya terima sama persis dengan yang saya beli, tidak mengherankan. Yang membuat saya terkejut, kompornya itu loh. Kenapa? Bodinya alakadar saja, terbuat dari seng. Tapi bukan itu masalahnya. Yang membuat saya sangat prihatin adalah keadaan sistem pengapiannya. Tungku terbuat dari lempengan logam yang sangat tipis dan tabung reservoir ke tungku juga terbuat dari logam yang waktu saya terima sudah dalam keadaan berkarat. Ini adalah pemborosan yang nyata.

Siapapun orang yang tahu akan dahsyatnya tingkat sensitif gas terhadap api pasti akan berpikir berkali-kali untuk menggunakan kompor tersebut. Tragisnya lagi pada kompor tersebut tertempel cap SNI. Beginikah standar keselamatan Indonesia? Emangnya mereka pikir rakyat mereka itu apa? Cuma sekedar onggokan daging yang PBB sebut sebagai manusia? Padahal kami ini adalah aset negara, tumpuan negeri. Jika negara sedang krisis ekonomi siapa yang duluan terkena imbas? Kami. Jika nanti ada serangan pihak luar, siapa yang akan membela negeri ini kalo keselamatan kami saja anda anggap "kalian selamat ya sukur, ndak selamat ya kami turut berbelasungkawa".

Kembali ke konsep awal, kepala-kepala keluarga yang menerima paket dengan keadaan seperti ini tentunya hanya akan memanfaatkan tabungnya saja dan menyingkirkan kompor dan bahkan selang beserta regulatornya. Dari teman-teman, saya tahu bahwa mereka mengganti kompor, regulator, dan selang gas dengan yang lebih bermerk. "Lebih baik keluar uang untuk keselamatan daripada pake yang gratis tapi ndak selamat", begitulah kira-kira pemikiran mereka dan juga saya. Dan saya sendiri Alhamdulillah mendapatkan warisan kompor gas tua yang masih layak pakai dari mertua dengan merk HITACHI. Lalu akhirnya kompor, selang, dan regulator yang telah di bayarkan pemerintah menjadi penghuni gudang dan selanjutnya bakalan hancur bersama berlalunya waktu. Uangnya jadi menguap tidak bermanfaat.

Namun demikian saya tetap berusaha untuk berprasangka baik kepada pemerintah. Saya yakin semua yang diprogramkan adalah berangkat dari niat yang baik. Salut buat pemerintah RI karena memang tingkat pluralitas Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain, yang menjadikan tingkat kesulitannya pun sangat tinggi untuk membangunnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Saya yakin komentar anda akan lebih memperkaya warna di blog ini