Selasa, 12 Juli 2011

Mengapa COx Menjadi Polutan yang Penting?

COx merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau sehingga keberadaannya tidak dapat diindera oleh manusia tanpa menggunakan alat khusus. Selain itu COx, dalam bentuk CO merupakan gas yang sangat beracun dengan mekanisme mengikat erat pada haemoglobin darah yang mengakibatkan berkurang atau tidak adanya lagi tempat ikatan bagi O2 yang diperlukan oleh jaringan tubuh. Kurangnya asupan oksigen pada jaringan tubuh akan sangat berbahaya, karena tanpa oksigen, metabolisme di jaringan tersebut akan terganggu bahkan tidak dapat terjadi, sehingga jaringan menjadi iskemia dan pada akhirnya akan mengalami nekrose (kematian/kerusakan).
Sumber pencemaran udara, COx, dapat diproduksi secara alami maupun sebagai akibat aktifitas manusia. Karbonmonoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut:
1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon.
2. Reaksi antara karbondioksida dean komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
3. Pada suhu tinggi, karbondioksida terurai menjadi karbonmonoksida dan oksigen.
Secara alamiah CO diproduksi oleh hydrozoa (siphonophores), suatu mahluk laut juga oleh reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam atmosfer. Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna dimana dihasilkan karbondioksida.
Pembentukan karbon monoksida hanya terjadi jika reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen murni. Jika yang terjadi adalah pembakaran komponen yang mengandung karbon di udara, prosesnya lebih kompleks dan terdiri dari beberapa tahap reaksi. Reaksi antara karbondioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi dapat menghasilkan karbonmonoksida dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + C  2CO
Reaksi ini sering terjadi pada suhu tinggi yang umumnya terdapat pada industri-industri, misalnya pada pembakaran didalam furnis. CO yang diproduksi dengan cara ini mempunyai keuntungan dan diperlukan pada beberapa proses, misalnya pada furnis cepat (blast furnace) dimana CO bertindak sebagai komponen pereduksi dalam produksi besi dari besi oksida.
Pada kondisi di mana jumlah oksigen cukup untuk melakukan pembakaran lengkap terhadap karbon kadang-kadang terbentuk juga CO. Keadaan ini disebabkan pada suhu tinggi CO2 akan terdisosiasi menjadi CO dan O. karbondioksida dan CO terdapat pada keadaan ekuilibrium pada suhu tinggi dengan reaksi sebagai berikut:
CO2  CO + O
Berbagai proses geofisika dan biologis diketahui dapat memproduksi CO. Proses-proses trersebut misalnya aktivitas vulkanik, emisi gas alami, pancaran listrik dari kilat, germinasi dan pertumbuhan benih, dan sumber lain. Tetapi kontribusi CO ke atmosfer yang disebabkan proses-proses tersebut relatif kecil. Pembebasan CO ke atmosfer sebagai akibat aktivitas manusia lebih nyata, misalnya dari transportasi, pembakaran minyak, gas, arang atau kayu, proses-proses industri seperti industri besi, petroleum, kertas dan kayu, pembuangan limbah padat, dan sumber-sumber lain termasuk kebakaran hutan.
Transportasi menghasilkan CO paling banyak di antara sumber-sumber CO lainnya, terutama dari kendaraan-kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar.
Sumber CO yang kedua adalah pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu dihutan, dan sisa-sisa tanaman diperkebunan. Proses pembakaran tersebut sengaja dilakukan untuk berbagai tujuan, misalnya mengontrol hama termasuk insekta dan mikroorganisme, mengurangi resiko kebakaran hutan yang tidak dikehendaki, mengurangi volume sampah dan bahan buangan, dan membersihkan serta memperbaiki mutu tanah.
Sumber CO yang ketiga setelah transportasi dan pembakaran adalah proses-proses industri. Dua industri yang merupakan sumber CO terbesar yaitu industri besi dan baja. Karbonmonoksida dihasilkan selama beberapa tahap proses dalam produksi besi dan baja. Dalam industri petroleum, CO dibebaskan selama regenerasi katalis.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon, sehingga ozon di atmosfer menjadi semakin tipis. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer, karena akan segera bereaksi dengan senyawa kimia lainnya di lapisan atmosfer termasuk O3 (Ozon) membentuk senyawa-senyawa berbeda lainnya.
Karbon dioksida yang merupakan hasil oksidasi alami karbon monoksida merupakan gas rumah kaca yang penting, walaupun terdapat gas rumah kaca yang lainnya seperti SO2, NO, NO2, CH4, dan CFC, namun CO2 paling banyak dihasilkan dan merupakan sebab yang siginifikan dalam pemanasan global (Setiono, Masjhur, dan Alisyahbana, 1998: 42). Karbon dioksida memiliki sifat menyerap panas sehingga panas terperangkap di dalam atmosfir bumi dan memanaskan iklim.
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
Itulah mengapa COx menjadi polutan yang sangat penting untuk dipantau, dan progress peningkatannya menjadi lebih cepat dari yang lain dengan menempati urutan teratas, yaitu 55% dari seluruh unsure pencemar di udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Saya yakin komentar anda akan lebih memperkaya warna di blog ini